Berawal Dari Facebook



Perjalanan hidup seorang Ghea menarik untuk ditelusuri. Punya pacar seorang cowok ganteng dengan segudang prestasi yang sangat dikagumi oleh banyak orang. Usia pacaran mereka terbilang belum terlalu lama. Kurang lebih 5 bulan yang lalu. Cinta memang tak bisa dimengerti seperti kata orang Jauh dimata dekat dengan orang lain. Jarak tempat tinggal yang memang sedikit jauh membuat keduanya jarang bertemu.

Ghea seorang gadis cantik yang tinggal di kompleks elit. Kawasan tempat tinggal orang-orang berduit mengingat Papanya seorang pengusaha tekstil. Tepat didepan rumahnya tinggal seorang Ibu paruh baya dengan seorang lelaki yang berusia kurang lebih sekitar 27 tahun, seorang pekerja keras yang masih muda, baru 2 bulan menempati rumah itu. Setiap pagi sebelum ke kampus Ghea harus berpapasan dengan lelaki itu yang senang mengendarai mobil teranonya. Tampan, menawan, dewasa dan berwibawa, bergaya kantoran banget. Tak hentinya melepaskan senyuman ketika mereka bertemu. Suatu ketika telpon rumah Ghea berbunyi, dan Ghea yang mengangkatnya langsung bicara dengan orang yang menjadi lawan bicaranya. “Ini siapa ya? “tanya Ghea sopan

“Oh..Aku Erick..aku yang tinggal didepan rumahmu. Ingat kan?tadi pagi kita ketemu..”
“Oh iya..”Sahut Ghea tertawa kecil..
“Boleh tahu nama kamu siapa?”sahut Erick dari seberang.
“Aku Ghea..kamu tahu nomor telpon rumahku dari siapa?”
“Oh kalo soal itu aku sudah tahu sejak 2 bulan yang lalu sejak kepindahan kami disini.Aku dan ibuku berkenalan dengan papa dan mamamu lalu mereka memberikan nomor telepon kalian. Kupikir hanya untuk masalah darurat saja aku akan menelpon rumahmu,…. dan ternyata tidak semuanya berbeda saat aku memandangmu menatap matamu dan melihat ada sesuatu yang berbeda dari sikap mu yang sedikit manja..”Kata Erick sambil tertawa kecil.
“Oh ya. Rumahmu sudah pakai speedy khan,, ya seperti yang kuketahui semua penghuni perumahan ini sudah menggunakannya?”
“Iya..”Sahut Ghea pelan
“Boleh kan aku minta Facebook kamu..?”
“Iya. Di search aja Ghea Olivia”
“Ok. Thanks…jangan lupa dikonfirmasi ya??”The Last Words dari Erick dan memutuskan pembicaraan mereka..



Dari kejadian itu membuat Ghea dan Erick menjadi dekat mencoba untuk bisa dekat seperti tetangga biasanya....keseringan ketemu dengan Erick membuat Ghea menjadi berubah.. “Ghe, kenapa sich kamu akhir-akhir ini.. lain dari biasanya.”Sahut Vano kekasih hatinya disela-sela waktu istirahat mereka. “Van, ga ada yang aneh kok sama aku..memangnya aku gimana sich?aku kan selalu ngasih kabar ke kamu kalo aku lagi ada masalah, aku ngasih kabar ke kamu kalo aku lagi senang. Memangnya aneh gimana sayang? Ga ada yang aneh kok.” “Ghe, aku mau kita saling percaya ga mau ada dusta diantara kita berdua..aku percaya sama Ghea, dan aku mau Ghea juga percaya sama aku. “Kata Vano merangkul Ghea “Iya sayang aku percaya sama kamu, karena cinta dan sayangku hanya untuk Vano seorang tak ada yang lain. Aku cinta Vano apa adanya.. Untuk saat ini aku hanya ingin Vano yang ada disampingku. Aku tak mau kehilangan Vano ..” “Iya aku juga seperti itu Sayang.Aku sayang dan cinta sama kamu selamanya hanya ada nama kamu dihatiku tidak ada tempat untuk yang lain…” ************************ “Hai Ghea..thanks ya sudah di confirm”kata-kata tersebut muncul di layar Laptopnya Ghea “Hehehehheheehehe,,,sama-sama”kata Ghea membalas chattingnya Erick. “Yang di profil, pacar kamu ya??” “Iya..dia pacarku..emang kenapa?” “Mantap..aku senang melihatnya…”balasan Erick “Hehehe,,aku sayang banget sama pacarku, aku nggak pengen terpisah darinya..” “Baguslah kalau begitu. .Kenapa ya kalau melihatmu aku selalu merasa gugup?” Ghea begitu terkejut dengan apa yang dibacanya. Jantungnya berdebar dengan begitu kerasnya. “Oh ya, biasa aja kali. Emang aku artis..hihihi…??kalo ma aku artis itu kamu bisa gugup berhadapan denganku,,tapi ini khan Ghea cewek biasa” “Wow…cewek cantik seperti kamu masih merendahkan diri saja. Aku senang dengan sifatmu..Foto-fotomu cantik banget..” “Yang benar?malahan terlihat kekanak-kanakan..” “Ga lagi. Kamu kelihatan dewasa kok dimataku..lihat yang aslinya dewasa banget” Ghea sedang bingung dengan perasaannya sekarang… “Seandainya…..” “Seandainya apa??”tanya Ghea penasaran “Seandainya bisa memilikimu betapa senangnya..hatiku”dengan cepat Ghea membalas chattingnya “Aku sudah punya pacar…” “Iya aku tahu,,,aku akan tetap menunggumu sampai kamu putus dengan pacarmu..maaf kalau aku sudah lancang…”katanya lagi “Bisa nggak aku minta nomor telponmu?” Ghea terdiam sejenak “Buat apa??khan sudah ada nomor rumahku..” “sekali-kali aku pasti membutuhkanmu…” “Oh ya? Kenapa harus begitu?” “Tapi terserah kamu saja mau dikasih atau nggak aku nggak marah kok…”Ghea, pada akhirnya tidak memberitahukan nomor telponnya…dan dari situ berakhirlah obrolan mereka. Ghea jadi bingung sendiri tak menyangka akan mengalami hal semacam itu. Cinta Ghea sama Vano kini diuji. Ghea tak bisa berpikir lagi dengan perasaannya sekarang. Orang yang baru dikenalinya di FB kini mengatakan hal yang aneh. Perasaannya jadi goyang. Pikirannya kini bercabang, satu Vano dan satunya lagi Erick. Tapi Ghea tetap berkomitmen untuk mencintai Vano dengan sesungguhnya.Ghea tak tahu kalau saat ini dia mulai memikirkan seorang Erick, tertarik dengan seorang Erick.. Ghea dan Vano barengan dari kampus langsung kerumah Ghea, jam menunjukkan pukul 5 sore. Tepat didepan rumah Ghea, Vano dan Ghea menuruni mobil Mercedes Benz-nya Vano, bertepatan dengan Erick yang sedang memarkir mobilnya tepat didepan pagar rumahnya. Dengan lambaian tangan dan senyum manis dari Erick, Ghea membalasnya dengan senyum. Erick tak kalah ganteng dengan Vano wanita mana yang tidak menginginkan pria sepertinya yang ganteng dan sudah mapan, dan tak lain adalah seorang General Manager disebuah perusahaan Otomotif. “Siapa dia Ghe?tanya Vano sambil menggandeng Ghea masuk ke pekarangan. “Aku baru melihatnya”.katanya lagi “Oh dia, tetangga baru. Baru 1 bulan lalu mereka pindah kesini dan baru akhir-akhir ini aku melihatnya. Mungkin kali lalu dia kadang keluar rumah ataupun sering pulang larut malam berangkat pagi-pagi sekali, sehingga tidak ada manusia yang mengenalinya..”Ghea senyum sendiri “Oh ya, akrab ya sama kamu..” tanya Vano pada kekasih hatinya itu “Nggak juga, aku dan dia tidak terlalu akrab…” “Sayang kalo dia mengganggumu bilang sama aku ya?”Ghea begitu terkejut mendengar kata-kata Vano barusan.. “Kenapa sich sampai berkata begitu sayang?” “Dia kelihatan liar dan aku tidak suka kamu kenal dengan cowok seperti itu..” Ghea terdiam sejenak dan mencoba tersenyum pada Vano. “Iya, aku akan memberitahukan padamu jika hal itu terjadi..” ********************************** Malam hari sudah didepan mata menunggu Ghea standbye didepan laptop kesayangannya yang dihadiahkan mamanya pada saat ulang tahunnya yang ke 17. Umur laptopnya sudah 4 tahun dan selalu menemaninya kemana-mana, sampai curhatan hatinya pun diketahui oleh teman bisunya itu. Alamat email dan password dimasukkannya, dan tiba-tiba terbukalah layar home pada Facebooknya yang sekarang lagi gemar-gemarnya diminati semua orang, baik yang kecil sampai yang tua. Erick muncul dalam jendela obrolannya dan mulai menyapa Ghea. “Ghe, aku cemburu melihat kamu dengan pacarmu tadi sore, bisa nggak tidak melakukan hal itu lagi didepanku?..hatiku sakit…sekalipun kau bukan milikku dan telah menjadi milik orang lain aku sangat merasakan kecemburuan ini” “Masa sich.. biasa aja, aku sangat mencintai pacarku dan begitu juga dengan dia yang sangat mencintaiku. Tak ada seorangpun yang bisa melarang kami berdua untuk mesra..” “Ghea aku tidak melarangmu..aku cemburu sama pacarmu..seandainya aku mengenalmu lebih dulu sebelum dia mengenalmu, mungkin ceritanya tak akan seperti ini..Maaf karena aku mencintai seseorang yang bukan menjadi milikku” “Iya aku tahu…kenapa sich kamu tidak mecobanya dengan pacarmu…” “oh..aku tidak punya pacar Ghea,tak ada seorang wanita yang menyukaiku..kupikir aku terlalu buruk untuk seorang wanita cantik....” “Owww….aku rasa tak segitunya, pasti akan ada seorang wanita yang mencintaimu kelak..dan jika itu sudah terjadi kamu pasti akan merasakannya, bagaimana saling mencintai dengan seseorang yang selalu membuatmu bahagia dan selalu berada disisimu ketika kamu mengalami kesulitan.” “Iya aku tahu itu.. usiaku sudah menginjak 27 sudah terlalu tua, dan aku ingin melepas masa lajangku jika aku sudah menemukan orang yang benar-benar mengerti aku dan bisa memahami aku…”“Memang di usia seperti itu sudah cukup matang untuk seorang Erick memutuskan untuk membina sebuah rumah tangga yang baru…”“Kalo seandainya aku mengajakmu kawin denganku, kamu mau nggak???”Kata-kata Erick membuat Ghea berpikir panjang..”ehm lupakan saja,,,bisa nggak aku minta nomor telponmu untuk yang kedua kalinya..” “Ehm Hpku ada sama pacarku ,kemarin tertinggal di mobilnya..” “ooopsss…ga pa pa..kasih aja…” “Emang penting ya..”kata Ghea “Ghe aku tidak akan menelponmu sekarang…kamu takut ya?Aku tidak akan mengganggu hubungan kalian…Percayalah padaku Ghe..aku tidak akan melakukan hal itu..” Dengan berat hati aku memberikan nomor HP-ku… Akhirnya dia pun tahu nomor HP-ku, dan ketakutan mulai melanda hati Ghea..mengingat kata-kata Vano tempo hari (“kamu jangan ngasih nomor HP-mu ke sembarang orang..”) Ghea sudah terlanjur memberikan nomor HP-nya dan dia telah menyesali akan hal itu. Tapi pada akhirnya perbuatannya itu telah membuatnya lebih dalam berhubungan dengan seorang Erick. Ghea ga tahu apa yang dirasakannya sekarang. Vano pun tak tahu apa yang dilakukan Ghea selama ini dibelakangnya. Hampir tiap hari setiap malam, Ghea dan Erick ngobrol lewat FB, dan kadang-kadang sebelum ke kampus mereka ngobrol sebentar, walaupun hanya bercerita tentang hal-hal kecil yang sebenarnya tak pantas diceritakan. Kian hari semakin menanjak waktu ketemu mereka. Ghea tidak tahu dengan apa yang telah dilakukannya dibelakang Vano. Dan dia tidak tahu bahwa yang dilakukannya sekarang telah mengalahkan komitmennya untuk berhubungan serius dengan Vano. Kedekatannya yang dimulai di Facebook..membuatnya mulai sedikit melupakan orang yang selama ini bersama-sama dengannya menjalani hidup dalam suka dan dukanya walaupun hanya sebentar. Erick cukup pintar untuk merebut Ghea dari rangkulan orang lain, dan Erick pun melakukan ini bukan karena dia ingin mendapatkan Ghea hanya untuk senang-senang. Tapi untuk dijadikannya pendamping hidupnya kelak. Sepulang dari kantornya Erick mampir sebentar ke rumah Ghea, bertepatan Ghea sedang berada dipekarangan rumahnya sambil menyiram bunga-bunga ditamannya. “Ghe, sebentar ada acara???aku mau ngajak kamu Dinner…” “Ehm…sebenarnya ada….Aku sudah janjian dengan Vano…” “ow.,,,,nggak pa pa, kalo kamunya memang sudah janjian sama dia nggak masalah dia kan pacarmu…” “Maaf ya Erick, nanti kapan-kapan aja kita jalan..” “Tapi Vano ngasih nggak??” “Ya..mau nanya dulu sama dia, ,,,”kata Ghea sedikit berpikir “Aku tahu jawabannya,, dia pasti tidak mengijinkanmu..kalaupun aku jadi dia, aku tidak akan melakukan hal itu..” “Ya udah kalo gitu kamu bersiap-siap saja untuk acaramu sebentar malam..” “Ok..thanks…acaraku itu akan menjadi malam terakhir bagiku dengannya” “Kenapa Ghe..?”tanya Erick “aku ga tahu,,,tapi perasaanku berkata demikian…” “Aku tahu jawabannya…Aku suka kamu dan ingin bersamamu selamanya, dan aku ingin segera melamarmu, secepatnya. Maukah kamu menjalin hubungan denganku?” Ghea hanya tersenyum menatap Erick yang dengan balutan baju kantornya, dengan sedikit membungkuk, membiarkan bibirnya mencium Ghea yang agak deg-degan dengan perbuatannya demikian..dengan sebuah ciuman mendarat di bibirnya Ghea mengisyaratkan bahwa Ghea menerima permintaannya. ******************************* “Ghe, aku merasa ada yang lain sama kamu..di kampus kita sudah jarang ketemu, dirumah juga begitu, hanya berhubungan lewat telpon saja. Kamu juga nggak ngabarin aku lagi..AKu bingung sama kamu. Aku mengajakmu keluar untuk membicarakan kelanjutan hubungan kita berdua. Gimana mau berlanjut kalo kita seperti ini.. Kamu punya masalah dengan keluargamu?cerita sama aku sayang. AKu tidak mau kamu seperti ini, kamu sudah bukan Ghea yang kukenal dulu. Ghe,,ngomong sama aku..kenapa kamu begini Ghe????” “Vano, kupikir kita bisa bersama-sama selamanya, tapi sekarang aku berkata itu tak mungkin..” “Kenapa Ghea?” “Vano, aku minta maaf, aku tak bisa memegang komitmen kita. Aku tak bisa mendustai perasaanku sendiri. Aku memang suka kamu, sayang kamu dan cinta sama kamu, tapi perasaanku yang sekarang berbeda. Aku menyukai orang lain Vano, dan aku tak mau membohongi perasaanku sendiri. Aku ingin kamu memaafkanku, aku tak bisa menjalin hubungan ini lagi. Karena aku telah berdosa padamu. Aku tak ingin melakukannya,,tapi perasaanku berkata lain. Wanita selalu menggunakan perasaan apabila mau melakukan sesuatu., dan aku telah melakukannya.Terima kasih atas semua yang telah kamu berikan untukku dan terima kasih banyak untuk keluargamu yang sudah baik padaku dan menerimaku. Maaf Vano hubungan kita harus berakhir..”“Apa maksud semua ini Ghea??” “Aku tak bisa membohongi perasaanku bahwa aku mencintai orang lain,”“Aku menyukai Erick..dan begitupun dengannya..maafkan aku Vano…”, Kata yang paling ditakutkan Ghea akan keluar dari mulutnya, akhirnya harus keluar juga, ia tak tahu kenapa dia melakukannya.tapi dari hatinya yang terdalam kini hadir seorang Erick dan ia akan mencoba untuk menjalin hubungan dengannya sampai ke jenjang yang lebih jauh lagi.
[Read More...]


Diary Patah Hati



Aku termenung di tengah malam.Lalu sesaat kemudian, air mata ini tumpah.Bagaimana mungkin aku tidak menangis ketika kisah cintaku harus berakhir. Aku sungguh tak pernah merelakan cintaku pergi, namun aku juga tak berdaya unutk menahannya tetap di sisiku.Mungkin aku kelihatan tegar dari luar, namun sesungguhnya aku ini rapuh.Erick, telah tiga tahun aku mencintainya, dan kemudian aku berhasil mendapatkan hatinya.Lelah yang telah kutempuh selama tiga tahun itu, serasa terbayarkan.Namun kemudian, hubungan kami harus berakhir di angka sebelas bulan.Dia yang menginginkan untuk pergi, lalu apa dayaku?.Aku tak sanggup menahannya.
Suatu saat, kamu akan berhenti mencintai orang yang kamu cintai, bukan hanya karena orang yang kamu cintai itu berhenti mencintai kamu,tapi juga karena kamu tahu kalau orang itu akan lebih berbahagia jika kamu melepaskannya.
Aku melepasnya demi kebahagiaannya.Biarlah dia mencari seseorang yang mampu membahagiakannya, namun bagaiamanpun juga, luka dihatiku masih tetap menganga lebar dan tak mudah untuk sembuh.



Setelah itu, hubungan kami hanya sebatas teman.Aku menerima semua kenyataan itu.Namun ternyata, ada saat dimana aku harus berhadapan dengannya lagi.Aku baru menyadari, bahwa rasa sakit itu tak bisa pergi begitu saja.Aku mengahadapinya, dengan menekan dalam -dalam rasa sakitku, seakan aku telah melupakan apa yang terjadi, tapi sesungguhnya aku belum bisa!.Satu hal yang membuatku belum bisa menerima sepenuhnya kenyataan ini, adalah karena aku tak pernah tahu apa alasan semua ini harus berakhir.
Selang beberapa waktu kemudian, aku mendengar dia telah bersama yang lain, maka hatikupun serasa lega karena harapanku dulu melepasnya, ternyata terwujud.Lalu sejak saat itu, aku mulai bangkit dan tidak lagi terpuruk.Ku tata kembali kepingan hati ini.Ku lekatkan dengan sisa-sisa harapan yang masih ada, lalu aku tersenyum dan berani menatap dunia. Aku bukan lagi Nela yang dulu, yang hanya bisa meratap apa yang telah pergi, namun aku yang sekarang adalah aku yang meninggalkan sisi cinta yang kelam dan melangkah melihat hal lain yang lebih penting dari sekedar percintaan.
Erick tetap ada di memoryku, karena bagaimanapun juga aku bukanlah seorang yang mengidap amnesia yang bisa melupakannya begitu saja. Tapi dia bukan lagi orang yang menguasai hatiku.
Hebat itu, bukan hanya ketika kamu punya kekuatan, buakan hanya ketika kamu punya segalanya, namun hebat itu adalah, ketika kamu mampu bangkit dari keterpurukan
Sudah, sampai di sini semua lembaran kelam.Aku telah mengakhiri dan menutup lembaran diary patah hatiku.
[Read More...]


Abi untuk anak Ku...



Aku terbangun, terjaga, tersentak, di atas ranjang di samping raga seorang lelaki. Raga yang dua bulan ini aku panggil Abi. Dia yang meminta aku memanggilnya begitu. Katanya panggilan itu membuatnya merasa berarti. Katanya panggilan itu akan mengingatkannya betapa inginnya dirinya menjadi ayah dari anak yang keluar dari rahimku.

Ku pandangi Abi dari balik tubuhnya. Airmata mengalir tanpa daya. Mengalir tanpa suara, sebab malam dan juga aku tak ingin buat Abi terjaga. Rasa sesal, rasa bersalah karena telah mengabaikannya juga karena tidak menerimanya dengan sepenuh hati.

Abi adalah Mas Bayu. Pria yang menawarkan hatinya padaku dalam kurun waktu singkat, dia jadi suami dan kini ku panggil Abi. Sesosok jiwa sederhana yang datang bak kilat menyambar di tengah galaunya jiwa. Pria yang terlalu sempurna bahkan terlalu.

“Mas Bayu, seharusnya aku menjadi perempuan yang paling beruntung menemukanmu. Bahkan teramat beruntung, karena kamu telah memintaku menjadi istrimu. Kurang apa dirimu mas? Sholatmu terjaga, perilakumu santun bukan hanya kepadaku tapi juga kepada keluargaku,” bathinku berkata tanpa instruksi.

“Tapi mas, aku belum mampu membalas rasa seperti yang kau curahkan padaku. Kalau boleh jujur, aku tidak mencintaimu. Aku bahkan sempat memikirkan lelaki lain saat menikah denganmu mas. Yah, satu bulan kita menikah aku memikirkan dan menangis untuk lelaki lain. Aku marah, kenapa kau sempurna. Yang membuatku tidak bisa bilang kata tidak, saat kau memintaku jadi ummi bagi anak2mu kelak,”

“Aku meradang. Ya, meradang karena aku merasa tak punya pilihan untuk menolakmu. Mas, aku tidak punya satu pun alasan yang jelas, kenapa harus menafikanmu. Kecuali satu untaian kata yang merangkai kalimat ‘aku tidak mencintaimu’.

“Ayo Pia, kita sholat berjema’ah,” ucapmu, selepas pesta pernikahan kita. Seharusnya aku bersyukur mas, karena tidak banyak lelaki yang bisa jadi imam bagi istrinya. Betapa aku beruntung kan mas?” airmataku jatuh tidak tertahan…hah

“Aku malu pada semua. Padamu mas, pada janin yang baru berumur tiga minggu ini. Janin yang tak pernah aku katakan padamu. Janin yang ingin aku lenyapkan dari muka bumi ini, saat aku tahu pertama kali. Karena dia mewarisi darah sempurnamu,”



Aku masih ingat, minggu pertama kita menikah. “Pia, kalau Allah beri kita kesempatan untuk menjadi orang tua. Mas, bolehkan punya anak lebih dari dua. Empat misalnya?” ucapmu dengan senyum simpul.

“Aku hanya diam, dalam hati aku hanya bilang apa? Anak? Aku belum siap mas untuk punya anak darimu”. Ingat juga malam pertama yang harus ditunda berhari dan juga aku sudahi dengan tangisan,” isakku

Malam pertama, wajahku bagai ditimpa bulan. Merona karena tangis. Mas Bayu tidak memaksaku. Dia memberikanku waktu. Dia juga tidak tampak kesal. Tapi yang ku tahu pasti, dia selalu terbangun tengah malam untuk sholat tahajud. “Pia, bangun sayang. Udah jam dua pagi, Allah menanti kita untuk memohon dan meminta pada-Nya,” ujarnya sambil mengecup keningku.

Hingga aku merasa bak sebatang kayu tanpa akar. Aku tak berdaya saat akhirnya aku memutuskan untuk menyerahkan bagian terpenting dari wanita. Aku menangis seusainya, aku terisak. Bayangan Sigit, seorang pria yang padanya aku ucapkan cinta, terlintas.


Pemahaman arti cinta yang dangkal diriku membuatku merasa harus membencimu. Tapi waktu berjalan, kau membuatku meluluhkan semua prasangka serta duga ku terhadap mu. Ketulusan serta kesabaranmu menaklukkan kekeraskepalaanku. Ya, mas. Iya aku mencintaimu…..Cinta yang baru saja kumaknai siratannya……

**

“Pi, kurang apa sih si Bayu itu?” sentak Tata, sohib karibku enam bulan lalu.

“Dia gak kurang apa-apa, Ta, hanya saja aku tidak mencintainya,” jawabku padanya.

“Cinta?, semua butuh proses. Pi, pada saatnya nanti, dengan segala kedewasaannya, kau akan temukan makna cinta yang sebenarnya. Masih ingat, cerita Bu Ade, guru ngaji kita, bahwa cinta yang abadi bagi manusia itu adalah cinta sepasang suami istri selepas pernikahan!. Tapi permasalahanya sebenarnya bukan itu kan? Kau masih memikirkan Sigit. Pi, tolonglah, mau kau buat apa hidupmu? Menanti, menanti dan menanti atas kelanjutan kisah yang arahnya gak jelas mau dibawa kemana?,” bentaknya lagi.

“Kalau dia memang menginginkanmu, dia pasti gak membuat posisimu tanpa kejelasan seperti ini. Aku bukannya melarangmu dengannya. Kalau kau bahagia aku akan mendukungmu, ingat aku sahabatmu. Dan sahabat bukan hanya mendukung tapi juga mengkritik demi kebaikanmu. Dan tanya hatimu, bahagiakah kau dengan keadaan ini?. Sudahlah tiap hari kita selalu berdebat soal ini, dan selalu saja ada sanggahan atas semuanya,” ungkap Tata sambil geleng kepala

***

“Pi, bunda mau bilang sesuatu. Masih ingat dengan tante Ira?. Teman bunda waktu sekolah dulu. Dia punya anak laki2, baik udah kerja dan anaknya santun. Pi, bunda ingin dia jadi mantu bunda. Pia, mau ndak?,” tanya bunda padaku pada suatu malam dengan senyuman ikhlas khas senyuman para bunda di seluruh dunia saat menatap masa depan buah hatinya.

“Nda, Pi memangnya udah cocok jadi seorang istri?. Kalau Pia punya pilihan sendiri, bunda ndak marah kan?,”jawabku.

“Memangnya Pia dah punya? Kenapa gak bilang ama bunda? Namanya siapa?,” timpal bunda saat itu. “Namanya Sigit, dia anak band, bunda,”jelasku

“hmm, bunda gak pernah minta yang aneh2 nduk, yang penting Pia senang dan memang pilihan Pia itu bisa jadi Imam buat rumah tangga Pia kelak. Yah, seperti almarhum ayahmu yang sederhana namun mampu menjadi imam bagi keluarga kita. Besok, kenalin ke bunda ya,?” ajak Bunda

“Serius bunda?, besok Pia akan ajak Sigit ke rumah. Tapi Bunda mesti janji jangan tanya yang macem-macem,”tegasku

***

“Git, bunda ingin kenal ama kamu. Nntar malam, Sigit ke rumah ya?” ujarku. Sigit, pria yang padanya aku merasa bahwa aku mencintainya. Yah, cinta yang kuartikan dangkal.

“Ah, jangan sekaranglah Pi. Aku harus tampil ntar malam. Lagian ngapain juga harus ke bunda. Emangnya kita mau menikah?. Kan Pia tahu, aku tu gak siap. Lagian apa sih arti pernikahan?. Bikin susah aja,. Ntar deh Pi, kapan2 aja ya. Aku harus jadi anak band yang bisa dikenal semua orang, punya banyak uang dan kita Pi akan keliling seluruh dunia dan ahhh, pokoknya gak perlu nikah tapi bisa terus bersama,”jawabnya panjang lebar

“Git, Pia tahu jawaban seperti ini akan muncul tanpa dipaksa. Pia juga tahu bahwa kamu. Git, Pi tu cinta ama Sigit. Itu juga kenapa Pi, bertahan tanpa meminta banyak. Keras kepalamu Git, semua Pi terima. Tapi untuk jawaban Sigit tadi buat Pi berpikir bahwa kita memang sia2 menjalin semua ini. Pia ingin Sigit bahagia, jadi bahagialah tanpa Pia,”tegasku bersama dengan titik cairan kesedihan.

“Pia, dengar jangan buat aku memilih antara musik dan dirimu. Karena kau tahu pasti jawabannya, aku akan dan tetap milih musik. Ini hidupku Pi, ini jiwaku. Jangan tunggu aku untuk mengerti arti kata nikah. Aku mencintaimu Pi, tapi menikah entahlah,”ujarnya

**

“Lho Nduk, mana Sigitnya?, ujar Bunda keesokan harinya.

“Hmm, dia sibuk nda, mungkin pun Pia bukan yang terbaik buat dia. Dan dia belum memikirkan pernikahan. Wah, sudahlah bunda. Ntar aja kita bicarain lagi ya,”pinta ku

“Assalamualaikum,” “Pi, ada tamu nduk, buka pintu ya,” kata bunda yang dengan suara mengeras.

“Oh, tunggu dulu, kamu pasti Pia. Anaknya Bu Laila kan. Ada ibumu Pia,” ujar seorang ibu yang akhirnya ku tahu dia Tante Ira. Dia tidak sendiri tapi bersama seorang pemuda yang selalu menundukkan pandangannya dariku. Ya, siapalagi kalau bukan mas Bayu.

“Bunda dan keluarga Tante Ira sudah berbicara. Dan Bayu memilih Pia untuk menjadi istrinya. Nduk, gimana, kamu dan sigit bagaimana?. Bunda bukan ingin memaksakan kehendak. Tapi bunda ingin Pia mendapatkan yang terbaik,”ujar bunda dihadapan aku, Bayu juga Tante Ira

“Pi, ,mau tanya ama mas Bayu. Kenapa pilih Pia, mas belum kenal Pia kan?, mas juga gak tahu kepribadian Pia,”

“Saya memang tidak pernah kenal Pia secara terbuka. Tapi penjelasan ibu saya dan bundanya kamu, sudah cukup untuk mengetahui bahwa kamu itu adalah pasangan yang tepat buat mas,”ujarnya masih dengan pandangan tidak juga tertuju padaku.

“Menurut mas, pernikahan tanpa rasa cinta bisa bertahan?,” tanyaku beruntun. “Cinta Pia?, jangan agungkan cinta. Bagi mas, makna percintaan itu ya setelah pernikahan itu. Cinta sejati juga hanya bisa diagungkan buat-NYA. Bisa atau tidak pernikahan bertahan, tergantung pada niat saya dan kamu,”jawabnya.

“Kenapa mas mau menikahi Pia?” tanyaku lagi. “Karena Allah, karena pernikahan adalah anjuran dari-Nya. Karena pernikahan adalah separuh dari nikmat surga yang dirancang oleh-Nya. Juga karena memang kita sudah diciptakan berpasangan bahkan sebelum janin berkembang,”papar mas Bayu.

**

“Asswrwb. Sigit, Pia mohon doa restu. Minggu depan Pia menikah. Dengan Bayu, Pria yang menawarkan jalinan pernikahan. Pia berdoa semoga Sigit bisa mencapai semua cita. Git, Pia mencintaimu…., datanglah saat pernikahan Pia nanti,” isi SMS yang kukirim bersama lara juga sedih tidak tertahan..kepada Sigit.

“Pia, ini becanda kan?, tidakkah Pia ingin mengarungi belahan bumi ini bersama Sigit? Selangkah lagi Pi, Sigit akan berhasil. Ini Sigit masih di Bali bersama teman2 satu band. Please Pi, jangan menikah. Jangan menikah. Tunggu Sigit,” ujarnya langsung menelopon ke hp ku.

“Sigit, Pia cinta sama Sigit. Pia tanya satu hal. Pia bukannya orang yang suka memaksa untuk menikah. Tapi Sigit yang gak pernah percaya dengan jalinan pernikahan. Sampai kapan Pi menunggu Git ?,” tegasku padanya

Hening, dia diam tidak mampu bicara speechless, aku tutup teleponku..

**

“Nduk, kamu harus siap-siap ya. Nurut ya sama kang masmu. Bunda hanya bisa berdoa. Bunda ndak bisa lagi mencampuri masalah kamu. Pi harus belajar masak ya nduk, jangan cepat menyerah ya,”

“Nda, Pi senang bisa bahagiakan Bunda. Tapi bunda…,” ujarku terbata. “Ada apa nduk koq ngangis, besok kamu jadi istrinya Bayu harus bahagia la nduk. Ada apa, ayo cerita.

“Bunda Pia masih teringat Sigit, Pia cinta ama Sigit, huhhhhhu,”tangisku. “Pia, bunda tahu, bukanlah bunda ibu yang baik jika ndak tahu apa yang terjadi. Bunda yakin Sigit lelaki yang baik. Tapi mungkin dia bukan untuk Pia. Dan apa nduk tujuan Sigit menjalin hubungan ama Pia?.Jangan buat dosa yang mungkin ndak kamu sadari nduk,” jelasnya.

**

Januari 09.00 Wib

Aku menikah dengan Bayu dengan secuil harapan Sigit akan berubah pikiran didetik-detik akhir awal pernikahanku. Namun hingga resmi cincin tanda pernikahan itu melingkar di jariku, Sigit tidak juga hadir bahkan ucapan selamat tidak kunjung datang.

Januari 17.00 Wib

Lagu ini untuk seorang perempuan yang sedang bersanding di pelaminan dengan pria yang pasti bisa buat dia bahagia. “Ku ingin selalu berdua bersama denganmu. Tapi tak mungkin saat ini..” Itu adalah lagu BIP yang judulnya Sampai Nanti, lagu yang dinyanyikan Sigit di hari pernikahan bersama rombongan anak bandnya.

“Pi, Sigit cinta ama Pia, seluruh hati serta jiwa. Pi lihat mata Sigit bengkak, Sigit nangis. Sigit sedih banget. Tapi Sigit juga memang belum bisa buat Pia bahagia. Karena Pi ingatkan, Sigit paling benci dengan aturan. Pernikahan buat Sigit terkekang, kalau memang cinta tanpa syarat kenapa harus ada pernikahan. Juga kalau Mick Jagger bisa bertahan bersama pacarnya sampai tua, itu bukan karena pernikahan kan?. Sigit Cinta sama Pia, tapi sepertinya sudah terlambat buat Pi untuk merubah keputusan,” paparnya di tengah pernikahan kami. Dia mohon kepada mas Bayu untuk mengungkapkan semua perasaan.

**

Susah untuk membuang bayangan Sigit mas. Tapi aku berhasil mas. Toh pada akhirnya tidak ada alasan untuk membuang masa lalu. “Pia, jangan buang mereka yang pernah melukiskan cerita dalam kanvas kehidupanmu. Mereka adalah bagian dari masa kini. Hanya coba lah untuk tidak memperdulikannya,” ujarmu saat aku terdiam di antara perbincangan kita soal masa depan minggu pertama kita menikah.

Kini aku sadari betapa aku salah. Salah menduakan pikirku. Mas, aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik dan menjadi ummi bagi anak-anakmu kelak,”bathinku

**

Maret 02.30 Wib

“Pia, udah bangun?. Koq mas ndak dibangunin, Pia belum sholat tahajud kan? Biar sholatnya berjemaah aja ya?. Pia kenapa, koq tangis?, Mas buat salah ya?. Mas minta maaf kalo mas buat Pia kesal,” ujar Mas Bayu sambil menyapu kedua tangannya di kedua pipiku yang menghentak lamunan ku sedari tadi.

“Mas ndak salah apa-apa. Pia yang salah. Karena tidak pernah berusaha jadi istri yang baik. Mas maaf Pia menyembunyikan sesuatu. Mas sebentar lagi akan menjadi Abi yang sebenarnya. Pia hamil mas tiga minggu,”ujarku sambil terisak.

“Ya Allah Pia, yang bener!?. Alhamdulliah, Allah kabulkan doa kita,” ujarnya dengan tawa tanpa henti tangannya refleks memegang perutku dan meletakkan wajah di perutku.

“Mas, Pia janji untuk mencintai mas setulusnya. Pia mencintai mas. Kita akan punya anak berapapun semua terserah Allah SWT. Bukan hanya empat, Pia mau koq anak kita 11, biar kita bisa buat kesebelasan,” tangisku yang kali ini tentu tangis bahagia dengan merangkul tubuhnya.

Rasa akan datang dan pergi. Luka juga akan terkoyak tapi juga akan terobati. Hidup juga pilihan. Tinggal manusia yang memilih berada di dunia hitam atau putih atau bahkan malah abu-abu. Manusia diciptakan berpasangan. Dia di suatu tempat dan entah di mana memang diciptakan untukmu….
[Read More...]


 

Categories

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors